dia dan pianonya bag.11
aku sampai di Makssar. hari -hari aku lalui dengan semangat. aku mencoba melupakan masalahku dengan Aryo. mungkin aku akan menetap untuk beberapa lama di sini. setiap hari, Ardi selalu mengirim pesan lewat SMS. hingga suatu hari, dia tidak mengirim pesan padaku. aku coba untuk biasa. tetapi sudah seminggu dia tidak menghubungiku. kali ini sudah tidak biasa. aku mencoba menghubunginya, tapi tidak ada balasan.
sebulan sudah, Ardi tidak menghubungiku. kutanya semua orang yang mengenalnya, tak ada satupun yang memberitahu. oh tidak! ada apa ini?. aku merasa putus asa, akhirnya aku putuskan untuk menganggap hubunganku dengan Ardi sudah berakhir. mungkin terlalu cepat untuk memutuskan ini, tapi aku rasa, aku tak perlu memikirkannya 2 kali, karena sejak awal aku tidak begitu mencintainya.
kujalani hari-hari seperti biasa. berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dari satu pulau ke pulau lain. kini aku berada di Padang. tidak terasa, aku sudah 8 tahun meninggalkan Bandung, entah apa yang membuatku merasa ingin pergi ke Bandung. aku rindu suasananya, aku rindu makanannya. aku rindu...Aryo. bagimana keadaanmu sekarang? kamu pasti sudah melupakan aku...lalu bagaimana dengan Ardi? aku tidak terlalu ingin bertemu dengannya. tapi aku juga ingin tahu bagaimana keadaannya. jangan-jangan dia juga sudah melupakan aku. mungkin iya, sudah terlalu lama aku pergi. mereka juga pasti sudah menemukan orang yang lebih baik dari aku.
hingga suatu hari, aku mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan besar di Jakarta. aku dan sekeluarga segera pindah ke sana. hingga suatu hari, ketika hari libur, aku menyempatkan diri pergi ke Bandung untuk menemui saudara-saudaraku di sana. tentu saja, aku gunakan kesempatan ini untuk mencari teman-teman lamaku.
siang ini, aku berencana untuk pergi ke toko buku dengan sepupuku. sebetulnya bukan aku yang ingin membeli buku, tapi dia. aku hanya mengantarnya. di toko buku, aku berkeliling sambil melihat buku-buku. sesekali aku membaca ringkasan isi yang ada di cover belakang buku. tiba-tiba aku melihat judul buku yang sangat menarik. buku itu terletak agak jauh. saat akan aku ambil, tiba-tiba seorang pria dengan kemeja biru lebih dulu mengambilnya. tanpa pikir panjang aku langsung membentaknya.
" heh, mas! itu saya duluan yang liat!" bentakku. orang itu lalu menaruh buku yang dipegangnya. lalu menoleh ke arahku. dia menatap wajahku. tak lama kemudian raut mukanya berubah menjadi aneh. dia terkejut melihatku. akupun terkejut dibuatnya.
" kamu..." ucapku pelan. dia tidak menjawab. lalu dia melengos pergi. " hei, Aryo! aku yakin itu pasti kamu!" teriakku. " kalau iya kenapa? kita sudah tidak punya urusan lagi. tolong jangan ganggu aku." katanya. " nggak apa-apa kalau kamu nggak mau ketemu aku, tapi bantu aku buat nyari Ardi. " kataku. aku melihat gerakan tubuhnya. ada rasa ingin tahu dalam dirinya mengapa aku ingin bertemu Ardi. " baiklah, ikut aku kalau kamu mau bertemu Ardi" jawab Aryo pelan.
dia lalu membawaku ke suatu tempat yang tidak biasa. ini tempat pemakaman umum. " oh, apakah?...." tanyaku dalam hati.
to be continued.
sebulan sudah, Ardi tidak menghubungiku. kutanya semua orang yang mengenalnya, tak ada satupun yang memberitahu. oh tidak! ada apa ini?. aku merasa putus asa, akhirnya aku putuskan untuk menganggap hubunganku dengan Ardi sudah berakhir. mungkin terlalu cepat untuk memutuskan ini, tapi aku rasa, aku tak perlu memikirkannya 2 kali, karena sejak awal aku tidak begitu mencintainya.
kujalani hari-hari seperti biasa. berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dari satu pulau ke pulau lain. kini aku berada di Padang. tidak terasa, aku sudah 8 tahun meninggalkan Bandung, entah apa yang membuatku merasa ingin pergi ke Bandung. aku rindu suasananya, aku rindu makanannya. aku rindu...Aryo. bagimana keadaanmu sekarang? kamu pasti sudah melupakan aku...lalu bagaimana dengan Ardi? aku tidak terlalu ingin bertemu dengannya. tapi aku juga ingin tahu bagaimana keadaannya. jangan-jangan dia juga sudah melupakan aku. mungkin iya, sudah terlalu lama aku pergi. mereka juga pasti sudah menemukan orang yang lebih baik dari aku.
hingga suatu hari, aku mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan besar di Jakarta. aku dan sekeluarga segera pindah ke sana. hingga suatu hari, ketika hari libur, aku menyempatkan diri pergi ke Bandung untuk menemui saudara-saudaraku di sana. tentu saja, aku gunakan kesempatan ini untuk mencari teman-teman lamaku.
siang ini, aku berencana untuk pergi ke toko buku dengan sepupuku. sebetulnya bukan aku yang ingin membeli buku, tapi dia. aku hanya mengantarnya. di toko buku, aku berkeliling sambil melihat buku-buku. sesekali aku membaca ringkasan isi yang ada di cover belakang buku. tiba-tiba aku melihat judul buku yang sangat menarik. buku itu terletak agak jauh. saat akan aku ambil, tiba-tiba seorang pria dengan kemeja biru lebih dulu mengambilnya. tanpa pikir panjang aku langsung membentaknya.
" heh, mas! itu saya duluan yang liat!" bentakku. orang itu lalu menaruh buku yang dipegangnya. lalu menoleh ke arahku. dia menatap wajahku. tak lama kemudian raut mukanya berubah menjadi aneh. dia terkejut melihatku. akupun terkejut dibuatnya.
" kamu..." ucapku pelan. dia tidak menjawab. lalu dia melengos pergi. " hei, Aryo! aku yakin itu pasti kamu!" teriakku. " kalau iya kenapa? kita sudah tidak punya urusan lagi. tolong jangan ganggu aku." katanya. " nggak apa-apa kalau kamu nggak mau ketemu aku, tapi bantu aku buat nyari Ardi. " kataku. aku melihat gerakan tubuhnya. ada rasa ingin tahu dalam dirinya mengapa aku ingin bertemu Ardi. " baiklah, ikut aku kalau kamu mau bertemu Ardi" jawab Aryo pelan.
dia lalu membawaku ke suatu tempat yang tidak biasa. ini tempat pemakaman umum. " oh, apakah?...." tanyaku dalam hati.
to be continued.
Comments
Post a Comment
ayo dikomen...