dia dan pianonya bagian 6
Ternyata itu adalah penjaga sekolah. "cepat kalian pulang! di luar sudah mulai gelap. sudah waktunya pulang malah asik pacaran di sini." ujar penjaga sekoolah yang cukup sensitif itu. kami pun tanpa berfikir panjang langsung menuju ke luar aula lalu berlari ke arah parkiran motor. " kamu mau aku antar?" tanya Aryo. baru kali itu dia mengajak aku pulang bersama. " sudahlah, nggak usah jaim gitu. " katanya sekali lagi. aku hanya menganggukan kepala. akhirnya kami pulang bersama dengan motornya. tiba-tiba di perjalanan, hujan turun dengan derasnya. dengan sangat terpaksa, kami berteduh di pinggir jalan. aku merasa kedinginan. dan hebatnya aku tidak membawa sweater ataupun jaket. aku sedikit berharap agar dia mau meminjamkan jaketnya untukku. tapi selama 10 menit kami berteduh, ia tidak berkata sepatah katapun apalagi menawarkan jaket. dasar orang aneh, dia hanya peka pada pianonya.
hujanpun segera mereda. kamipun melanjutkan perjalanan. sepanjang perjalanan, ia tetap fokus mengendarai motornya. akupun tak punya keberanian untuk membuka pembicaraan. dan dia tidak menurunkan aku di depan rumah, melainkan di ujung gang. " makasih ya. hari ini kamu baik." kataku. " emang biasanya aku nggak baik?" tanya dia. " hm....nggak!" kataku dengan tenang. dia hanya diam dan mukanya ditekuk. " aku emang bukan orang baik. buktinya, aku nggak minjemin kamu jaket, padahal aku tahu kalau sebetulnya kamu kedinginan. " ujarnya. aku terkejut. ternyata dia tahu aku kedinginan. " trus kenapa kamu nggak minjemin aku jaket?" tanyaku. " jaket aku udah terlanjur basah. kalau kamu pakai jaket ini, kamu bakalan semakin kedinginan. aku nggak mau liat kamu sakit cuma gara-gara jaket ini." ujarnya begitu menyentuh. aku benar-benar kehabisan kata-kata. " kalau aku sakit ya biarin aja. emang cuacanya juga lagi buruk, wajarlah kalau aku bakal jatuh sakit. kalaupun aku sakit, itu bukan karena jaket kamu." jawabku. " aku nggak mau liat kamu sakit. karena kalau kamu sakit, aku bakalan main piano sendirian lagi. " ujar Aryo sambil mengelus kepalaku.
hah? Aryo! kamu aneh hari ini....
to be continued
hujanpun segera mereda. kamipun melanjutkan perjalanan. sepanjang perjalanan, ia tetap fokus mengendarai motornya. akupun tak punya keberanian untuk membuka pembicaraan. dan dia tidak menurunkan aku di depan rumah, melainkan di ujung gang. " makasih ya. hari ini kamu baik." kataku. " emang biasanya aku nggak baik?" tanya dia. " hm....nggak!" kataku dengan tenang. dia hanya diam dan mukanya ditekuk. " aku emang bukan orang baik. buktinya, aku nggak minjemin kamu jaket, padahal aku tahu kalau sebetulnya kamu kedinginan. " ujarnya. aku terkejut. ternyata dia tahu aku kedinginan. " trus kenapa kamu nggak minjemin aku jaket?" tanyaku. " jaket aku udah terlanjur basah. kalau kamu pakai jaket ini, kamu bakalan semakin kedinginan. aku nggak mau liat kamu sakit cuma gara-gara jaket ini." ujarnya begitu menyentuh. aku benar-benar kehabisan kata-kata. " kalau aku sakit ya biarin aja. emang cuacanya juga lagi buruk, wajarlah kalau aku bakal jatuh sakit. kalaupun aku sakit, itu bukan karena jaket kamu." jawabku. " aku nggak mau liat kamu sakit. karena kalau kamu sakit, aku bakalan main piano sendirian lagi. " ujar Aryo sambil mengelus kepalaku.
hah? Aryo! kamu aneh hari ini....
to be continued
Comments
Post a Comment
ayo dikomen...