Datang dan Pergi, Mengganti dan Terganti

Di hari minggu yang tenang, smartphone ku beberapa kali berbunyi. Aku tahu itu adalah suara pesan singkat yang masuk di aplikasi WhatsApp ku. Aku sengaja tidak membukanya. Selain karena smartphone ku sedang kuisi baterainya, sebenarnya aku sudah tahu apa isi pesan singkat itu. 

Hari ini salah seorang sahabat di kantorku mengumumkan dirinya resign. Aku tidak terkejut karena dia sudah memberitahuku di awal bulan lalu. Aku sudah menduga berita ini akan membuat gempar bagi sebagian orang. Sahabatku ini tipe yang tidak terlalu terbuka untuk hal-hal yang menurutnya tidak perlu dijelaskan. Sehingga banyak orang yang penasaran tentang alasannya resign dan akhirnya bertanya kepadaku. Mungkin karena orang tahu kalau aku termasuk yang dekat dengannya. 

Aku sebenarnya tahu jawabannya. Hanya saja aku merasa tidak punya wewenang menjelaskannya kepada orang lain tanpa seizin sahabatku itu. Biar dia saja yang menjelaskan jika ada yang bertanya langsung kepadanya. 

Pertama kali aku diberitahu olehnya soal rencana resign nya, tentu saja aku terkejut. Rasanya mirip sekali seperti waktu aku mendapat kabar dari sahabatku yang lain sewaktu di bangku kuliah akan menikah wkwkwk. Rasanya jantungku memanas, gelisah, sedih, tapi masih berusaha untuk terlihat bahagia. Ya, harusnya aku memang ikut berbahagia. Tapi sebagian besar perasaannya seperti orang yang ditinggal pergi. 

Aku pikir kebanyakan orang juga begitu. Waktu sahabatnya memberitahu akan pindah rumah, pindah sekolah, menikah, pindah kerja, pasti ada rasa sesak yang sulit diungkapkan. Mungkin kalau aku masih kanak-kanak, aku pasti akan menangis dan marah. Tapi saat sudah dewasa, aku berusaha untuk menerima dan mengerti, oh ini adalah fase yang harus aku lewati dalam hidupku. Ini wajar terjadi dan akan selalu terjadi ke depannya. 

Kembali ke sahabat di kantorku, aku sangat mengerti alasannya memilih resign. Aku juga tidak punya hak untuk menahannya. Dia sudah memiliki rencana hidupnya sendiri. Akupun seharusnya juga memikirkan rencana ke depannya. Perubahan akan selalu ada, baik yang terencana maupun yang tidak. Orang akan datang dan pergi silih berganti. Yang hadir akan mengganti dan yang pergi akan terganti. Aku harus selalu siap dengan hal-hal seperti itu. Bisa jadi aku lah yang akan berubah. 

Semoga sahabatku itu bisa menemukan kebahagiaannya. Aku pun juga tidak boleh lupa untuk tetap bahagia di setiap perubahan yang terjadi. 






Comments

Popular Posts