Ikhlas? Hmm....

Aku sudah melihat foto hari bahagiamu. Kamu sudah memberitahu seluruh dunia. Aku bisa melihatmu tersenyum bahagia. Hahaha. Bagaimana bisa kamu sebahagia itu tanpa memberitaku aku? 

Kalau ditanya: apakah aku ikhlas melihatmu mengikat janji dengan orang lain? Ketimbang mengikhlaskan, aku lebih memilih untuk memainkan pikiranku. Aku memberitahu pada pikiranku bahwa kamu sama saja seperti orang lainnya, yang ketika mereka menikah, aku hanya akan berkata "oh" saja. Kuanggap itu berita biasa. Aku tidak perlu menunjukkan kalau aku ikut bahagia. Ya biar saja mereka dengan kehidupannya. Kira-kira begitu. 

Meski tidak mudah untukku, tapi ini cara terbaik untuk menghadapinya. Daripada aku marah-marah padamu, aku juga bukan siapa-siapa. Sejak awal aku sudah bertepuk sebelah tangan. Kalau aku marah, itu hanya membuatku terlihat merepotkan. Tapi aku juga tidak bisa mengucapkan selamat padamu. Aku tidak bisa mengucapkannya dengan tulus untuk saat ini. 

Aku harap aku bisa melupakan perasaan padamu. Apapun tentangmu dan semua waktu yang pernah kau luangkan untukku. Sampai saatnya kita bertemu lagi, aku akan menunjukkan padamu bahwa aku benar-benar melupakanmu dan aku masih baik-baik saja.

Comments

Popular Posts