Donor Darah Pertama
wehehei. gue mau berbagi cerita sedikit tentang pengalaman pertama donor darah. hehehe. Jadi, seminggu yang lalu, gue sedang berada di Jakarta untuk sebuah keperluan. Setelah keperluan itu selesai, temen gue ngajak gue untuk ikut donor darah di Palang Merah Indonesia Jakarta. Sebelumnya, gue udah sering nyoba buat donor darah, tapi selalu gagal.
Percobaan donor darah 1:
Gue : Bu, saya mau donor
Petugas : boleh dek. sehat kan dek?
Gue : iya, Bu. cuma saya lagi datang bulan Bu
Petugas : oh ya nggak bisa dong kalo gitu
ini gue yang bego sih karena nggak ngerti syarat donor darah waktu itu.
FAILED
Percobaan donor darah 2 :
Gue : Bu, saya mau donor
Petugas : oh, ya silahkan. Sini dicek dulu hb darahnya.
Gue : Baik, Bu. *tiba-tiba batuk
Petugas : adek sakit?
Gue : nggak sih Bu *trus batuk-batuk lagi
Petugas : iya adek sedang kurang sehat, jadi nggak bisa donor. lain kali ya.
harusnya gue nggak batuk tadi
FAILED
Percobaan donor darah 3 :
Gue : Bu, saya mau donor
Petugas : ya, boleh. sini cek hb dulu. Sudah sarapan?
Gue : sudah Bu.
Petugas : Sehat kan? *sambil cek hb
Gue : alhamdulillah sehat Bu.
Petugas : tapi hb kamu kurang. cuma 11,5. jadi nggak bisa donor
Gue : oh, memangnya hb minimalnya berapa Bu?
Petugas : 12 dek..dikit lagi padahal. mungkin kamu kurang makan sayuran. lain kali ya
ah !
FAILED
oke begitulah pengalaman percobaan gue sewaktu donor darah. Untuk donor darah kali ini, gue nggak nyiapin terlalu muluk, yang penting sarapan dan banyak minum sebelum donor. Gue juga ingat kalau hari-hari sebelumnya gue cukup banyak makan sayur. Jadi, gue percaya diri kalau kali ini hb gue pasti mencukupi. Gue sama temen gue naik bus Transjakarta menuju PMI Jakarta. Di bus, temen gue nanya. "Lu semalem tidur jam berapa? ". "jam setengah 1 malem. kenapa gitu?"tanya gue balik. "berapa jam Lu tidur?" tanya dia lagi. Pas dia tanya itu, gue langsung teringat salah satu syarat donor darah yang mengharuskan pendonor untuk tidur cukup minimal 5 jam. "kayaknya gue kurang tidur deh." jawab gue lemes. "hahaha, ya udah bismillah aja." kata temen gue. Hahaha, semoga bisa deh.
Sesampainya di kantor PMI, gilee sepi banget. Kirain tuh bakal ngantri buat donornya. Karena sepi, kami langsung masuk dan mengisi sebuah formulir pendaftaran. Setelah mengisi formulir tersebut, lalu kami membawa formulir tersebut ke meja pendaftaran. Di situ ada petugas yang akan menginput data kami dan memberikan nomor antrian. Setelah mendapat nomor antrian, nanti kami dipanggil untuk cek hb. Karena teman gue duluan daftarnya, dia dapat giliran duluan cek hb. Pas dicek, ternyata hb teman gue rendah. alhasil, dia gagal donor darah hari itu. Melihat itu gue jadi pesimis, kalau teman gue yang lebih siap aja gagal, apalagi gue yang semalem kurang tidur. Tibalah giliran gue untuk cek hb. Hahaha gue udah pasrah. Ternyata hb nya 13. BERHASIL !!!
gue cuma nyengir ngeliat temen gue karena gue lolos untuk donor darah. temen gue cuma senyum-senyum kesel karena gagal donor dan heran kenapa gue lolos padahal gue kurang tidur. Karena gue lolos hb, gue disuruh masuk ke sebuah ruangan untuk dicek tekanan darahnya. Pas gue masuk, ada seorang bapak-bapak yang berjaga. Ia duduk di sebuah kursi dan di mejanya terdapat sebuah smartphone yang disandarkan secara landscape ke sebuah benda sehingga smartphone itu bisa berdiri dan bapak itu sedang menonton sesuatu. tau nggak nonton apa?
Drama korea. Trus gue ikutan nonton. hahaha, nggak lah.
Tapi karena gue masuk, bapak itu langsung fokus ke gue dan mulai memeriksa tekanan darah gue. "Tadi sarapan jam berapa dek?" tanya bapak itu. "jam 8 pagi pak." jawab gue. "wah tensi kamu bagus. silahkan masuk ke ruangan sebelah. "kata bapak itu menunjuk sebuah arah ruangan lain. "oke pak, terimakasih." ucap gue lalu berlalu.
Sampailah gue di ruangan sebelah. Di sana itu tempat para pendonor diambil darahnya. karena gue masih awam, gue malah celingak-celinguk nyari orang yang harus gue datangi. Tiba-tiba ada petugas yang memanggil gue. "dek, itu lapor dulu ke meja petugas. " kata petugas itu sambil menunjuk sebuah meja. Lalu gue menghampiri petugas di sana dan dia langsung nyuruh gue cuci tangan sampai sikut. Setelah itu, nama gue dipanggil dan disuruh duduk di kursi donor dengan nomor sekian. Gue pun mencari kursi yang dimaksud dan duduk di sana sambil menunggu petugas yang akan mengambil darah gue. Nggak lama setelah itu, ada petugas yang menghampiri kursi gue. Dia duduk di samping kursi gue sambil mempersiapkan alat-alat untuk mengambil darah. Lalu dia bertanya, "golongan darahnya apa, mbak?". "saya golongan darahnya B. " jawab gue. "Baru pertama donor ya?" tanya dia sambil melihat ke arah gue. Gue diem sebentar. lalu gue jawab, "iya betul Mas, ini donor pertama". Gue sempat terdiam melihat Mas nya. Soalnya wajahnya mirip Aliando. HAHAHA.
gue sebetulnya nggak ngefans ama Aliando, tapi Mas petugas ini emang ganteng. skip.
Mas "Aliando" itu lalu mulai bersiap memasukkan jarum yang sudah terhubung pada sebuah selang kecil untuk mengambil darah gue. Mas "Aliando" meminta gue untuk menarik nafas dan cusss...seketika jarum sudah masuk ke tangan gue. Gue melihat darah gue mengalir ke sebuah wadah yang ada di bawah kursi. Lalu Mas "Aliando" meminta gue menggerak-gerakkan telapak tangan dengan cara kepal-buka-kepal-buka agar tangan gue tidak kaku ketika darah diambil. Gue mulai merasa lemas dan agak merasa linu di bagian tangan. Kerasa banget kalau darah mulai berkurang. Gue mengalihkan perhatian pada televisi yang terpasang di dinding depan gue, jadi sambil diambil darahnya, gue bisa nonton tv walaupun nggak kedengaran suaranya. Paling nggak gue bisa lupa dengan rasa lemas dan linu. Selain itu supaya gue tidak terus-terusan liat wajah Mas "Aliando". Hehehe.
Mungkin sekitar 20-30 menit gue ada di ruangan itu. Setelah darah yang diambil cukup, Mas "Aliando" mencabut jarum di tangan gue. Gue cuma meringis menahan linu. Lalu gue disuruh menekan bekas tusukan tersebut dengan sebuah kapas sambil mengangkat lengan ke atas untuk menghentikan aliran darah dari arah bekas tusukan itu. "ditekan ya, jangan dilepas. nanti darahnya muncrat." kata Mas "Aliando". Buset ngeri juga kalau muncrat. emang bisa gitu ya? gue iyain aja si Mas "Aliando" nya.
Setelah 1 menit, Mas "Aliando" menempelkan plester ke bekas tusukan jarum tadi. "tangannya diangkat kayak tadi lagi ya selama 2 menit." kata Mas "Aliando". Lah, gue kira udahan, ternyata masih harus diangkat lagi tangannya. Mas "Aliando" juga sedang mengurus pendonor lain di sebelah gue. Setelah diberi plester di lengannya, pendonor lain itu dipersilahkan meninggalkan ruangan oleh Mas "Aliando". loh, kok dia nggak disuruh angkat tangan lagi? kenapa cuma gue yang disuruh angkat tangan? aneh banget nih Mas "Aliando", untung ganteng...
Setelah 2 menit berlalu, gue pun bilang ke Mas "Aliando". "Mas, sudah 2 menit, saya sudah boleh pulang?". "Mbaknya lemes nggak? atau pusing?" Masnya nanya balik. "nggak kok, daritadi juga nggak. "jawab gue. "ya, udah boleh Mbak." jawab Mas "Aliando". Gue pun turun dari kursi pendonor dan mengucapkan terimakasih pada Mas ganteng itu. Sebelum keluar ruangan, gue diberi vitamin, kartu donor, dan kupon makan oleh petugas yang lain. "abis ini langsung ke kantin ya, Mbak. " kata petugas itu. "oke siap Bu. " jawab gue. Baru kali ini gue disuruh ke kantin. Di kantin sudah ada teman gue yang menunggu. Gue menyerahkan sebuah kupon ke petugas kantin untuk menukarnya dengan makanan. Kamipun duduk di sebuah meja sambil menunggu makanan datang.
Makanan yang disajikan cukup memuaskan. Ada mie instan (gue juga nggak tau kenapa bukan nasi, tapi mie instan memang lebih enak hehe), lalu telur rebus, susu coklat hangat, dan minuman rasa buah mangga. itu udah uenak banget dan cukup untuk mengganti rasa lemas setelah donor.
Asik banget bisa donor darah, selain bisa membantu orang, donor darah juga menyehatkan tubuh kita. Dan lumayan juga ketemu Mas "Aliando". Hehehe. Sekian cerita donor darah gue, semoga gue berkesempatan lagi untuk donor darah di waktu selanjutnya.
Comments
Post a Comment
ayo dikomen...