budaya antri

tiba-tiba pengen nulis tentang ini. gara-gara abis kuliah tadi ngeliat orang-orang pada rebutan ngisi daftar hadir. biasanya daftar hadir dikasih pas lagi KBM berlangsung. tapi kebetulan tu daftar hadir dikasih pas beres KBM. alhasil, orang-orang pada dulu-duluan ngisi daftar hadir biar cepet pulang. kadang suka geli liatnya. kenapa sih harus rebutan? emang pada buru-buru ke mana sih? paling juga ke kantin, nongkrong di parkiran, atau balik ke kosan buat tidur. hahaha.

orang-orang selalu berpikir buat gercep alias gerak cepat. kayaknya tuh rugi kalo kita nggak bisa jadi yang pertama, terutama dalam memperjuangkan kepentingan pribadi. iya sih, mungkin itu salah satu cara manusia untuk bertahan hidup. manusia Indonesia lebih tepatnya. kenyataannya masih ada orang-orang yang menganut budaya antri. 

gue pernah diceritain ama seseorang berkewarganegaraan Indonesia yang pernah main ke Singapur. trus seseorang ini lagi ngantri mau naik kereta. pas pintu kereta kebuka, dia buru-buru masuk biar dapet tempat duduk, takutnya keduluan ama yang lain. karena tingkahnya itu, orang-orang di dalem kereta pada ngeliatin, mungkin ngerasa aneh. orang-orang yang ngeliatin ada yang memilih berdiri dibandingkan duduk, padahal masih ada bangku yang kosong. well, mereka tetep menikmati pilihan mereka tanpa perlu rebutan. mungkin mereka udah ngerasa nyaman dengan pilihan mereka. 

yak, sedangkan kita? kita sudah biasa dengan budaya seperti ini. budaya rebutan untuk mendapatkan keuntungan pribadi. selalu ingin menjadi yang terdepan dengan jalan pintas, takut rugi, takut tidak kebagian, selalu cari aman, diri sendiri adalah yang utama, orang lain mau bernasib seperti apa...masa bodoh! 

pada dasarnya, setiap orang itu rasional. ingin memaksimalkan keuntungannya. segala sesuatunya pasti ada persaingan dan hanya orang-orang yang mampu bersaung-lah yang akan bertahan hidup. tapi...nggak perlu rebutan juga kan?? 

kenyataannya, di era penuh persaingan ini, masih banyak hal yang jarang dimiliki oleh orang kita. misalnya, berani untuk mengeluarkan pendapat, tidak takut salah, menghargai pendapat orang lain, menyimak yang sedang berbicara, peka terhadap lingkungan sekitar, berhenti menjadi follower dan belajar untuk menjadi founder, berhenti menjadi orang yang konsumtif dan berubah menjadi orang yang produktif, berpikir untuk masa depan yang lebih baik dari masa sekarang...

ya, secara harfiah kita memiliki naluri untuk bertahan hidup melalui persaingan. mau tidak mau memang harus kita lewati. tetapi tidak perlu saling sikut untuk melewatinya, rebutan, atau dengan cara urakan lainnya. kita tetap bisa bersaing dengan taat pada aturan, belajar untuk tertib, lebih sabar untuk antri. masih banyak orang di luar sana yang tetap bisa maju dan berhasil dalam persaingan dengan tetap menjaga keteraturan. 

setidaknya kita mulai dari diri sendiri. selamat berubah untuk kemajuan :)

Comments

Popular Posts