perjalanan
suatu hari, gue mau nganterin temen, sebut saya dia Mawar, buat daftar beasiswa. ternyata tempat daftar cukup jauh. gue lupa daerah mana, pokoknya di Bandung tempatnya. nama tempatnya sih nggak asing, tapi gue nggak tahu pasti naik apa ke sana. sebagai orang Bandung, gue cukup malu karena nggak tahu jalan. akhirnya gue memutuskan untuk gugling agar tidak mengecewakan teman gue.
gue dapet rutenya dan gue tahu harus naik apa.
singkat cerita gue udah nyampe di suatu tempat. dari petunjuk pertama yang dikasih pihak lembaga beasiswa itu, tempat itu berupa perumahan. dan ada petunjuk lain, yaitu alamat dari lembaga itu. gue sempet ragu bener apa kagak tuh tempatnya. tapi berdasarkan petunjuk itu, kita mikir kalo itu nggak salah. dan kita memutuskan untuk jalan kaki untuk masuk ke perumahan itu. sebetulnya ada ojek yang bisa ngasih tahu dan nganterin kita ke alamat yang kita tuju. tapi gue pikir nggak bakalan jauh tempatnya dari gerbang perumahan, gue mikirnya lembaga beasiswa nggak akan mempersulit akses orang-orang yang mau dateng ke lembaga mereka, justru harus mempermudah, bukan?
tapi ternyata nggak sedeket yang gue bayangin. kita mau nyari tempat yang bernomor 62 A. dan itu susaaaaaaaah banget buat nemuinnya. kita udah nanya ke ibu warung. dan dia bilang masih jauhhh. nice. kita pun lanjut jalan lagi. jalan yang bener-bener jauh hingga kita menemukan sebuah pesantren.
dan setelah pesantren ini tidak ada jalan lagi. artinya pesantren ini adalah tempat yang paling ujung dari perumahan itu dan kita belum nemu lembaga beasiswa yang dimaksud. dan ini bikin bingung banget karena dari alamat yang kita punya, itu berakhir di tempat ini. dan ini pesantren, bukan lembaga beasiswa. lalu temen gue langsung SMS CP dari lembaga beasiswa itu buat nanyain di mana lokasi yang sebenarnya dan ngasih tahu kalo kita udah di depan pesantren. dan CP itu bales " dekat masjid pager item"
"dekat masjid pager item" ? kita memang liat masjid tapi pagernya bukan item.
dan bisa lo liat kalo pagernya item. oke, kita pun nangkep maksudnya " di sebelah masjid pager item". akhirnya kita sampai ke tempat tujuan. waktu itu udah hampir maghrib. ini dia tempatnya
kemudian kita mengucapkan salam, dan dari dalam rumah muncullah seorang ikhwan. ikhwan itu nampak bingung melihat kami. kemudian dia memanggil seseorang yang lain di dalam. dan muncullah satu lagi seorang ikhwan. " ini adek yang nelpon tadi ya?" tanya ikhwan itu ke temen gue. " iya kang." jawab temen gue. " waduh, dari tadi nyariin baru nyampe? " tanya ikhwan itu. " iya kang" jawab temen gue tertawa perih, gue malah pengen ngakak. " aduh gimana yah? saya bingung ngomongnya. sebetulnya beasiswa ini bukan untuk akhwat, tapi khusus untuk ikhwan."
ZONK !
" wah, tapi saya nggak baca kalo ini buat ikhwan kang." ujar temen gue lemes. gue jadi pengen kayang di tempat. " iya, memang sejak dulu, beasiswa ini hanya untuk ikhwan. kalo akhwat baru di Jogja sama di Jakarta. di Bandung belum ada teh buat Akhwat mah." jelas ikhwan itu.
oke, nggak lama dari itu kita minta maaf dan berpamitan. kemudian adzan Maghrib berkumandang.
ini temen gue yang nggak bisa ngungkapin perasaannya setelah berkelana hampir setengah hari dan bersiap pulang dengan kecewa.
ini gue yang juga cukup merasa lelah di hari itu.
ini jalanan yang harus kita tempuh ketika pulang. capek, nyesek, laper, nyampur jadi satu.
ini peliharaan orang sekitar. dan waktu kita lewat, mereka mau ngejar-ngejar kita. kwek..kwekk
oke, sekian cerita dari saya. :)
gue dapet rutenya dan gue tahu harus naik apa.
singkat cerita gue udah nyampe di suatu tempat. dari petunjuk pertama yang dikasih pihak lembaga beasiswa itu, tempat itu berupa perumahan. dan ada petunjuk lain, yaitu alamat dari lembaga itu. gue sempet ragu bener apa kagak tuh tempatnya. tapi berdasarkan petunjuk itu, kita mikir kalo itu nggak salah. dan kita memutuskan untuk jalan kaki untuk masuk ke perumahan itu. sebetulnya ada ojek yang bisa ngasih tahu dan nganterin kita ke alamat yang kita tuju. tapi gue pikir nggak bakalan jauh tempatnya dari gerbang perumahan, gue mikirnya lembaga beasiswa nggak akan mempersulit akses orang-orang yang mau dateng ke lembaga mereka, justru harus mempermudah, bukan?
tapi ternyata nggak sedeket yang gue bayangin. kita mau nyari tempat yang bernomor 62 A. dan itu susaaaaaaaah banget buat nemuinnya. kita udah nanya ke ibu warung. dan dia bilang masih jauhhh. nice. kita pun lanjut jalan lagi. jalan yang bener-bener jauh hingga kita menemukan sebuah pesantren.
dan setelah pesantren ini tidak ada jalan lagi. artinya pesantren ini adalah tempat yang paling ujung dari perumahan itu dan kita belum nemu lembaga beasiswa yang dimaksud. dan ini bikin bingung banget karena dari alamat yang kita punya, itu berakhir di tempat ini. dan ini pesantren, bukan lembaga beasiswa. lalu temen gue langsung SMS CP dari lembaga beasiswa itu buat nanyain di mana lokasi yang sebenarnya dan ngasih tahu kalo kita udah di depan pesantren. dan CP itu bales " dekat masjid pager item"
"dekat masjid pager item" ? kita memang liat masjid tapi pagernya bukan item.
tuh, nggak ada pagernya kan? dan kita semakin bingung. kita menyimpulkan mungkin ada masjid lain yang pagernya item. karena nggak mau sesat di jalan, akhirnya kita nanya sama ibu warung.
setelah kita tanya, apa ada mesjid yang pagernya warna item, ternyata Ibu itu juga nggak tahu. ibunya hanya tahu masjid yang di pesantren itu. dan kita udah bilang bukan masjid itu karena nggak ada pagernya. akhirnya kita bertiga bingung.
temen gue pun nelpon CP dari lembaga itu. dan dia bilang kalo tempatnya ada di sekitar masjid pesantren itu. lah, padahal kan masjidnya nggak ada pagernya. setelah berpamitan dengan ibu warung, kita kembali ke pesantren itu. dan di sana ada seorang ikhwan. kitapun bertanya pada ikhwan itu, mengenai tempat lembaga beasiswa itu. dia pun menunjukkan sebuah jalan kecil di samping masjid yang menuju ke sebuah rumah. dan alamatnya sama persis dengan alamat yang kita pegang. 62 A
kemudian kita mengucapkan salam, dan dari dalam rumah muncullah seorang ikhwan. ikhwan itu nampak bingung melihat kami. kemudian dia memanggil seseorang yang lain di dalam. dan muncullah satu lagi seorang ikhwan. " ini adek yang nelpon tadi ya?" tanya ikhwan itu ke temen gue. " iya kang." jawab temen gue. " waduh, dari tadi nyariin baru nyampe? " tanya ikhwan itu. " iya kang" jawab temen gue tertawa perih, gue malah pengen ngakak. " aduh gimana yah? saya bingung ngomongnya. sebetulnya beasiswa ini bukan untuk akhwat, tapi khusus untuk ikhwan."
ZONK !
" wah, tapi saya nggak baca kalo ini buat ikhwan kang." ujar temen gue lemes. gue jadi pengen kayang di tempat. " iya, memang sejak dulu, beasiswa ini hanya untuk ikhwan. kalo akhwat baru di Jogja sama di Jakarta. di Bandung belum ada teh buat Akhwat mah." jelas ikhwan itu.
oke, nggak lama dari itu kita minta maaf dan berpamitan. kemudian adzan Maghrib berkumandang.
ini temen gue yang nggak bisa ngungkapin perasaannya setelah berkelana hampir setengah hari dan bersiap pulang dengan kecewa.
ini jalanan yang harus kita tempuh ketika pulang. capek, nyesek, laper, nyampur jadi satu.
oke, sekian cerita dari saya. :)
Comments
Post a Comment
ayo dikomen...