I love Metstat :D
Metode Statistika, atau biasa disebut Metstat, adalah salah satu mata kuliah yang saya hadapi di semester pertama. mata kuliah ini cukup membuat saya dan mungkin sebagian orang atau bahkan mungkin hampir sebagian besar dari mahasiswa Statistika, harus ekstra hati-hati, sabar, pandai mengatur degup jantung dan ritme nafas, menjaga pola makan, olahraga teratur dan tidur yang cukup. *semakin tidak bermutu.
tapi bener loh, minimal sediain par*mex 1 strip.
sebetulnya mata kuliah ini menyenangkan, apabila bisa menguasainya. jika tidak? hm...ambil cangkul, gali tanah, kubur diri. haha.
jangan coba-coba melakukannya. hanya imajinasi semata.
saya tidak akan menggambarkan seperti apa Metstat. saya hanya ingin berbagi pengalaman mengenai perjuangan saya menghadapi Metstat. pada awalnya, hubungan saya dengan Metstat tidak begitu akrab. pertama kali berkenalan, dia cukup 'ramah', karena materi awal masih mengulang materi di SMA. namun, semakin bertambah minggu, saya mulai merasa ada jarak yang cukup jauh antara saya dengan mata kuliah ini. saya tidak bisa memahami Metstat, buram...
UTS berlangsung, saya loading cukup lama ketika mendapat soal...kerut di dahi menebal, ujung pensil saya sulit digerakkan, karena saya tidak tahu harus menulis apa...karena bingung, saya bukannya menulis jawaban, tapi menulis jumlah pengeluaran selama seminggu nge-kost*plakkk..
itu nggak bener, saya masih sanggup mengerjakan beberapa soal, tapi saya tidak bisa memprediksi jawaban itu benar atau tidak. harapan saya, Ya Allah mudahkan saya...
UTS berakhir, kertas jawaban sudah terkumpul, tatapan saya masih kosong...apa yang baru saja terjadi???aku di mana??aku siapa? aku cantik nggak?? keluar dari ruangan, saya berharap bisa menghirup udara bebas. tapi bukannya udara bebas, yang saya peroleh malah celoteh teman-teman mengenai Metstat.
"kamu dikerjain semua?"
"nggak sih, ada 1 atau 2 yang nggak diisi"
"sama dong, trus yang nomor 1 itu isinya......kan?"
"iya, itu pake cara...kan?"
"iya, haha...sama ya kita "
kata-kata itu bikin saya gelap mata. saya duduk di dekat tangga, dan menangis.
beberapa dari sahabat saya menghampiri dan memberi saya semangat. " semangat key, baru UTS kok. kan masih ada UAS. kita belajar lebih giat lagi buat UAS."
dia bener. bener banget. tenang, masih ada UAS, kerahkan seluruh semangatmu untuk perubahan. batin saya kala itu. tiba-tiba salah seorang kawan ikut menghampiri. " ih, sebel deh. tadi UTS aku nggak ngisi 2 soal, kirain pake cara apa, taunya pake cara itu".
saya semakin histeris. tenang key, kerjakan dan lupakan (sejenak)!
---------------------------------------------------------------------------
makin mendekati UAS, saya berusaha menyempurnakan pemahaman saya mengenai Metstat. saya selalu ingat nasihat dari Ibu Dosen, kalau ingin mengerti Metstat haruslah banyak membaca bukunya. Buku Metstat yang covernya tidak menarik itu ternyata lebih menarik dari yang saya kira. banyak hal yang baru saya tahu, padahal materinya sudah terlewat. kata-kata yang keluar dari mulut saya tidak jauh-jauh dari kata "oh begitu", "hah, ternyata gini??", " ah, sial! kenapa baru tahu sekarang??", " ah, jemuran belum diangkat" (loh), dan masih banyak lagi...intinya saya agak menyesal dengan yang sudah terjadi...maafkan wahai buku Metstat, aku sempat mengabaikanmu...
makin dekat lagi, tiba-tiba teman saya di jurusan Fisika mengeluh soal Metstat (karena dia juga dapat mata kuliah itu, hanya saya 3 SKS, sedangkan saya 4 SKS). dia meminta saya membantu dia menyelesaikan soal-soal Metstat. awalnya saya ragu, tapi kasian juga kalau dia tidak dibantu. akhirnya saya mengiyakan kalau saya sanggup membantunya.
dari situ, saya berusaha memperdalam lagi. saya merangkum rumus untuk dia. seolah-olah saya memang sedang mempersiapkan UAS. perlahan, saya mulai menguasai soal sedikit demi sedikit.
hari itu tiba, hari yang dijanjikan untuk bertemu teman saya itu. kami belajar bersama, dia menanyakan beberapa soal, saya berusaha menjawab, membuka buku lagi, menjawab, membuka buku lagi, menjelaskan padanya, dia tersenyum tanda mengerti...sungguh menyenangkan bisa berbagi. dan rasanya saya mendapat sesuatu yang baru...
saya berusaha memperdalam lagi, semakin bersemangat. ditambah lagi ada tugas akhir merangkum Metstat, meski tugas ini berkelompok, tapi tentu ada yang harus berkorban. dan saya adalah korban. sambil mengedit tugas itu, saya juga sambil belajar lagi. tiada hari tanpa Metstat. saya merasa siap menghadapi UAS..
UAS tiba, saya berusaha menenangkan diri. saya harus rileks, kejadian UTS itu tidak boleh terulang. saya tidak ingin hancur untuk kedua kali.
begitu dapat soal, seperti biasa saya sedikit tertegun. saya tetap tenang, mengatur ritme nafas. perlahan saya menemukan jawabannya. pena saya tidak lagi sulit bergerak, kali ini dia bergerak mulus dan tanpa ragu. saya seperti memenangkan piala dunia. Subhanallah, semua ini karena pertolongan-Mu ya Allah :')
usai UAS, saya menghela nafas dengan lega. tidak ada tangis, saya siap jika harus mendengar orang membahas jawaban masing-masing.
finally, pengumuman nilai akhir Metstat sudah dipajang di papan pengumuman. dan kau tahu saat saya membaca nilai saya...??
alhamdulillah, saya dapat B!
memang bukan A, tapi saya terharu. karena awalnya saya tidak bisa menjalin hubungan harmonis dengan Metstat. tapi kini tidak lagi. dan semoga saya bisa tetap harmonis dengan Metstat, dan menjadi pakar yang mampu mengendalikannya dengan mudah.
I love u Metstat :')
ini ceritaku tentang Metstat, apa ceritamu??
tapi bener loh, minimal sediain par*mex 1 strip.
sebetulnya mata kuliah ini menyenangkan, apabila bisa menguasainya. jika tidak? hm...ambil cangkul, gali tanah, kubur diri. haha.
jangan coba-coba melakukannya. hanya imajinasi semata.
saya tidak akan menggambarkan seperti apa Metstat. saya hanya ingin berbagi pengalaman mengenai perjuangan saya menghadapi Metstat. pada awalnya, hubungan saya dengan Metstat tidak begitu akrab. pertama kali berkenalan, dia cukup 'ramah', karena materi awal masih mengulang materi di SMA. namun, semakin bertambah minggu, saya mulai merasa ada jarak yang cukup jauh antara saya dengan mata kuliah ini. saya tidak bisa memahami Metstat, buram...
UTS berlangsung, saya loading cukup lama ketika mendapat soal...kerut di dahi menebal, ujung pensil saya sulit digerakkan, karena saya tidak tahu harus menulis apa...karena bingung, saya bukannya menulis jawaban, tapi menulis jumlah pengeluaran selama seminggu nge-kost*plakkk..
itu nggak bener, saya masih sanggup mengerjakan beberapa soal, tapi saya tidak bisa memprediksi jawaban itu benar atau tidak. harapan saya, Ya Allah mudahkan saya...
UTS berakhir, kertas jawaban sudah terkumpul, tatapan saya masih kosong...apa yang baru saja terjadi???aku di mana??aku siapa? aku cantik nggak?? keluar dari ruangan, saya berharap bisa menghirup udara bebas. tapi bukannya udara bebas, yang saya peroleh malah celoteh teman-teman mengenai Metstat.
"kamu dikerjain semua?"
"nggak sih, ada 1 atau 2 yang nggak diisi"
"sama dong, trus yang nomor 1 itu isinya......kan?"
"iya, itu pake cara...kan?"
"iya, haha...sama ya kita "
kata-kata itu bikin saya gelap mata. saya duduk di dekat tangga, dan menangis.
beberapa dari sahabat saya menghampiri dan memberi saya semangat. " semangat key, baru UTS kok. kan masih ada UAS. kita belajar lebih giat lagi buat UAS."
dia bener. bener banget. tenang, masih ada UAS, kerahkan seluruh semangatmu untuk perubahan. batin saya kala itu. tiba-tiba salah seorang kawan ikut menghampiri. " ih, sebel deh. tadi UTS aku nggak ngisi 2 soal, kirain pake cara apa, taunya pake cara itu".
saya semakin histeris. tenang key, kerjakan dan lupakan (sejenak)!
---------------------------------------------------------------------------
makin mendekati UAS, saya berusaha menyempurnakan pemahaman saya mengenai Metstat. saya selalu ingat nasihat dari Ibu Dosen, kalau ingin mengerti Metstat haruslah banyak membaca bukunya. Buku Metstat yang covernya tidak menarik itu ternyata lebih menarik dari yang saya kira. banyak hal yang baru saya tahu, padahal materinya sudah terlewat. kata-kata yang keluar dari mulut saya tidak jauh-jauh dari kata "oh begitu", "hah, ternyata gini??", " ah, sial! kenapa baru tahu sekarang??", " ah, jemuran belum diangkat" (loh), dan masih banyak lagi...intinya saya agak menyesal dengan yang sudah terjadi...maafkan wahai buku Metstat, aku sempat mengabaikanmu...
makin dekat lagi, tiba-tiba teman saya di jurusan Fisika mengeluh soal Metstat (karena dia juga dapat mata kuliah itu, hanya saya 3 SKS, sedangkan saya 4 SKS). dia meminta saya membantu dia menyelesaikan soal-soal Metstat. awalnya saya ragu, tapi kasian juga kalau dia tidak dibantu. akhirnya saya mengiyakan kalau saya sanggup membantunya.
dari situ, saya berusaha memperdalam lagi. saya merangkum rumus untuk dia. seolah-olah saya memang sedang mempersiapkan UAS. perlahan, saya mulai menguasai soal sedikit demi sedikit.
hari itu tiba, hari yang dijanjikan untuk bertemu teman saya itu. kami belajar bersama, dia menanyakan beberapa soal, saya berusaha menjawab, membuka buku lagi, menjawab, membuka buku lagi, menjelaskan padanya, dia tersenyum tanda mengerti...sungguh menyenangkan bisa berbagi. dan rasanya saya mendapat sesuatu yang baru...
saya berusaha memperdalam lagi, semakin bersemangat. ditambah lagi ada tugas akhir merangkum Metstat, meski tugas ini berkelompok, tapi tentu ada yang harus berkorban. dan saya adalah korban. sambil mengedit tugas itu, saya juga sambil belajar lagi. tiada hari tanpa Metstat. saya merasa siap menghadapi UAS..
UAS tiba, saya berusaha menenangkan diri. saya harus rileks, kejadian UTS itu tidak boleh terulang. saya tidak ingin hancur untuk kedua kali.
begitu dapat soal, seperti biasa saya sedikit tertegun. saya tetap tenang, mengatur ritme nafas. perlahan saya menemukan jawabannya. pena saya tidak lagi sulit bergerak, kali ini dia bergerak mulus dan tanpa ragu. saya seperti memenangkan piala dunia. Subhanallah, semua ini karena pertolongan-Mu ya Allah :')
usai UAS, saya menghela nafas dengan lega. tidak ada tangis, saya siap jika harus mendengar orang membahas jawaban masing-masing.
finally, pengumuman nilai akhir Metstat sudah dipajang di papan pengumuman. dan kau tahu saat saya membaca nilai saya...??
alhamdulillah, saya dapat B!
memang bukan A, tapi saya terharu. karena awalnya saya tidak bisa menjalin hubungan harmonis dengan Metstat. tapi kini tidak lagi. dan semoga saya bisa tetap harmonis dengan Metstat, dan menjadi pakar yang mampu mengendalikannya dengan mudah.
I love u Metstat :')
ini ceritaku tentang Metstat, apa ceritamu??
Comments
Post a Comment
ayo dikomen...