Renungan di Malam Tahun Baru

Nggak kerasa udah mau ganti taun, tinggal beberapa jam lagi. *ngeliatin jam, sambil belajar metstat, ngantuk, ketiduran, keesokan harinya…

Tahun baru, mau ngapain ya? Biasanya orang-orang udah punya cara untuk merayakan malam pergantian tahun. Ada yang kumpul dan makan-makan sama keluarganya, ada yang jalan-jalan dan nongkrong sama temen-temennya, ngeborong petasan, kembang api, trus dimainin sendiri…ada juga yang anteng di kosan atau di rumah sambil belajar metstat (curhat) karena UAS tinggal menghitung hari dan membuat diri ini harus mawas diri…
Mungkin lebih enak disebut ‘menyambut taun baru’, bukan ‘merayakan taun baru’. Kata ‘merayakan’ mungkin lebih tepat dipakai saat kita mendapatkan kabar yang menggembirakan, ketika kita meraih sebuah prestasi, atau waktu kita memperoleh keberhasilan akan sesuatu hal. Sedangkan tahun baru, apakah itu sesuatu yang menggembirakan? Apakah itu sebuah prestasi? Apakah itu menunjukkan keberhasilan akan sesuatu? *galau

Kebanyakan orang-orang di dunia menyambut malam pergantian tahun dengan perayaan yang besar. Mungkin untuk negara-negara yang sudah maju dan beraliran hedonisme, sah-sah saja bila menghamburkan uang untuk membuat perayaan besar, membeli kembang api sebanyak-banyaknya padahal itu sama saja seperti membakar uang. Berbeda dengan kita. Kita tidak hidup di negara kaya. tidak semua orang berpunya. Sungguh tidak lucu jika kita ikut-ikutan membuat perayaan yang besar hanya untuk hura-hura, sementara masih ada orang yang tidak bisa makan. Mungkin saat kita sedang senang-senang malam ini, di luar sana ada orang yang merintih karena kelaparan. Astagfirullah…

Semua orang mungkin sudah punya sikap masing-masing. Terserah saja jika anda memilih cara yang anda sukai, seperti membuat perayaan yang besar. Atau bila anda sudah membuat anggaran biaya untuk tahun baru, ya silahkan saja. Tapi alangkah lebih baik jika di momen semacam ini kita isi dengan melakukan hal yang lebih bermanfaat, seperti merenungkan apa yang sudah kita lalui selama setahun ke belakang, merenungkan apakah target-target yang kita buat setahun kemarin sudah tercapai atau belum. Dengan berkaca diri, kita bisa mengetahui di mana kekurangan kita di tahun sebelumnya dan bisa kita jadikan pembelajaran untuk tahun berikutnya. Bukankah itu esensi dari tahun baru?

Sekedar untuk renungan, agak sedikit kurang tepat bila kita melakukan perayaan untuk tahun baru. Karena semakin bertambahnya tahun , semakin berkuranglah jatah hidup kita di dunia, semakin dekat juga kita pada kematian. Jadi, tidak ada yang perlu dirayakan, melainkan harus kita gunakan untuk introspeksi diri.

Jangan tersinggung, ini hanya opini.

Ayo kita buat targetan untuk setahun ke depan. Bagi yang sedang atau akan menjalani UAS, semoga diberi kemudahan dan kelancaran . ayo semangat!

Comments

Popular Posts