Aku Cinta Indonesia, Apakah Hanya di Bibir Saja?

seperti yang sering kita baca di buku paket PPKN zaman kita SD dulu bahwa Indonesia kaya akan budaya. Walau berbeda-beda suku, tapi Indonesia tetap bersatu, sesuai dengan semboyan Negara Indonesia, Bhineka Tunggal Ika. Nah loh??? Masih inget nggak ama semboyan itu? Cih, saya langsung nanya ama adek saya yang masih kelas 2 SMP . “ dek, kamu tahu semboyan negara kita apa? “ . trus dia jawab, “ e….Pancasila bukan?”. Dasar anak zaman sekarang. Boro-boro inget semboyan Negara Indonesia apa, SEMBOYAN aja nggak tahu apa artinya.

Sebetulnya adek saya yang oon atau pengajaran di sekolah era sekarang yang nggak becus ya?

Pertanyaannya yang nyeleneh tapi penting juga lho…kalo kita telaah lebih jauh, sebetulnya rasa nasionalisme yang digembor-gemborkan mantan Presiden RI yang pertama, Alm. Ir. Soekarno, dari generasi ke generasi bukannya semakin meresap ke dalam jiwa, tapi justru semakin pudar loh. Dan saya pribadi juga merasakannya. Betapa minimnya pengetahuan saya akan budaya Indonesia. Nama-nama menteri kabinet Indonesia Bersatu jilid II saya aja nggak hafal semua. Kita nggak perlu nyalahin siapapun, semua ini salah kita.
Wew, kok salah kita? Ya, habis salah siapa? Pemerintah doang? Mereka udah pusing ngurusin kita, mereka terlanjur pusing ama kerusakan yang mereka perbuat. Kita ini, seluruh penghuni bumi pertiwi nusantara merah putih sebangsa setanah air, mau itu rakyat jelata sampai orang terkaya se-Indonesia, mau itu Andika KangenBand sampai Ariel Peterpan (loh..loh), kita semua nggak lepas dari kesalahan. Memangnya salah kita apa sih? Entahlah, mungkin hal-hal yang akan saya paparkan berikut ini akan menjelaskah di manakah kesalahan kita.
Mulai dari hal kecil deh. Di sekolahan, instansi, dan sebagainya, tentu di ruangan-ruangan tertentu akan dipajang foto Presiden, wakil Presiden, ama Burung Garuda (bagus kalo ada Pancasilanya sekalian). Mungkin kalo di instansi resmi jarang terjadi pelecehan foto seperti yang terjadi di sekolahan. Hah? Pelecehan? Misalnya kalo di kelas, foto kedua orang penting itu teronggok merana di kolong meja, atau di meja guru ditumpuk dengan kertas-kertas yang tidak dipakai, atau hanya tergantung salah satu di dinding, atau hanya ada burung garudanya saja, bahkan tidak dipajang sama sekali. Dinding kelas begitu bersih dari nasionalisme dan kaya akan coretan murid-murid bebal “ jaka lope Reni” cih, begitulah contoh coretan di dinding. Nggak banget taooo Jaka! (kok jadi nyalahin Jaka sih? Siapa coba Jaka?)
Berikutnya, paduan suara di sekolah saya. Ketika upacara bendera yang Alhamdulillah masih dilaksanakan, selalu menyanyikan lagu wajib yang itu-itu saja. Indonesia tanah Air Beta. Duh, bosen. Mereka nggak hafal lagu halo-halo Bandung gitu? padahal udah jelas-jelas kita lagi menginjakkan kaki di tanah Priangan. Paling beda juga pas 17 Agustusan, lagunya jelas HARI MERDEKA. Ciee…padahal dinyanyiinnya setahun sekali. hafalnya juga setahun sekali. suaranya sih OK, tapi semangat nasionalisme mana?????

Anak-anak kota yang mengaku dirinya gaul, haha termasuk saya mungkin…biasanya kurang doyan ama lagu-lagu dalam negeri. Lagunya Justin Bieber terdengar renyah di telinga, lagunya Ne-Yo, Akon, MCR, Christian Bautista, Super Junior , LInkin Park, Shakira…ea…waka….waka….siapapun itu, begitu FASIHNYA kita menyanyikan lagu-lagu mereka yang notabene bukan Indo punya gitu loh…loh…loh…prĂȘt! Apa sih alasan kita yang susah banget buat dengerin lagu karya anak bangsa? Eits, seperti yang udah saya bilang sebelumnya, ini salah kita semua. Hm? Ya. Kita yang lebih suka lagu barat daripada lagu dalam negeri memang salah, dan yang bikin lagu-lagu dalam negeri zaman sekarang juga salah. Ngerasa nggak sih kalo puitisasi lagu-lagu band atau penyanyi Indonesia zaman sekarang udah jauh dari criteria lagu berkelas? Nyadar nggak sih, kalo lagu-lagu band-band pendatang baru sekarang tuh nggak bakat bikin lagu? Ok, saya emang nyelekit, tapi saya nggak salah kan? Dengarkan lagu-lagu mereka dengan seksama. Memelas cinta, ngemis-ngemis, kata-katanya norak tingkat tinggi, seninya mana??????lagu kok bahasanya cengeng? Nada lagu yang monoton., arghhhh…muak! Intinya, salah kita semua. Dan ini bukan masalah kecil. Kualitas harus ditingkatkan, jangan pengen beken aja….

Selanjutnya, penamaan pusat perbelanjaan, tempat penginapan atau tempat rekreasi yang sering kita kunjungi pasti nggak jauh-jauh namanya ama nama luar. Trade center, mall, city walk, super mall, park, department store, whatever…cih, kebanggaan bangsa Indonesia sendiri terhadap bahasanya nyaris nol. Bahasa ini hanya dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Kenapa coba? Tanya kenapa?????? Mungkin biar keren kali ya pake bahasa asing, bukannya saya sok-sok-an nasionalis, tapi apa salahnya pake bahasa negri sendiri? Kan udah tercantum tuh di UUD 1945 pasal 36. Kalo tujuannya biar orang asing pada ngerti, ya udah aja suruh mereka yang belajar bahasa Indonesia.

Kalo saya ngomongin korupsi, udah basi kali ya…banyak banget sih yang korupsi…

Sosialisasi akan pentingnya nasionalisme juga kurang sih. Tukang becak, pengemis, gelandangan, atau orang-orang yang pendidikannya minim bahkan nyaris tidak bersekolah, mana tahu semangat nasionalisme. Pancasila nggak tahu, nggak hafal urutannya, nggak hafal isinya, lagu Indonesia Raya nggak bisa nyanyiin, banyak hal yang tidak mereka tahu…bukannya saya merendahkan mereka, mentang-mentang saya anak sekolahan, tapi itu adalah sebuah kenyataan pahit yang terjadi di masa kini. Orang yang keadaan ekonominya minim, pendidikannya pasti minim. Yang ada di benak mereka adalah mencari uang, mendapatkan makanan, memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, tujuan hidupnya hanya satu. Hidup makmur dan sejahtera. Mereka nggak akan mikirin Pancasila, atau hal-hal yang berbau nasionalis, karena mereka lebih mementingkan perut mereka. Mana bisa makan kalo Cuma tau isi Pancasila?

Repot juga ya bahas yang kaya ginian, trus gimana caranya supaya bisa menanamkan kembali semangat nasionalisme itu? Atau jangan-jangan semangat nasionalisme itu sudah tidak dibutuhkan lagi? Berbahayakah jika rasa nasionalisme itu semakin hari semakin pudar?

Pentingkah saya menulis semua ini?
Saya tidak punya jawaban untuk memberikan solusi. Menurut lo????

Comments

Popular Posts