dia dan pianonya bag.9
" hah?" tanyaku kaget. " kamu pasti bingung dan kaget. dan kamu bakal mikir betapa anehnya keluarga aku ini. " ujarnya dengan nada rendah diri. " nggak, aku nggak mikir kayak gitu. aku cuma merasa kalau kehidupan kamu itu penuh misteri. aku turut prihatin." kataku. dia menatapku lagi dan tersenyum kecil. " terimakasih, kamu memang perhatian. besok aku mau kasih kejutan buat kakak, kamu mau ikut?" ajak Aryo. " ya, tentu." jawabku. pembicaraan kami terhenti ketika bunyi HPku berdering, dan saat ku jawab, itu suara ibuku yang menyuruhku pulang dengan segera.
esoknya, ketika istirahat sekolah tiba, kutatap langit yang begitu mendung. aku punya firasat buruk. tapi aku tak terlalu peduli. " ini cuma perasaanku saja" gumamku. saat yang bersamaan, aku melihat Aryo berjalan dengan tergesa-gesa di koridor menuju ruang kepala sekolah. dahiku mengkerut, kenapa dia? tapi aku berusaha untuk tidak peduli. aku pikir itu bukan urusanku. lalu aku kembali ke kelas.
saat pulang sekolah, seperti biasa aku menunggu Aryo di depan pintu aula sekolah. aku menunggunya cukup lama. aku mulai merasa ini terlalu lama dan tidak wajar. aku putuskan untuk menyusul Aryo di kelasnya. di sana aku bertemu Ardi yang aku tahu dia adalah teman sebangkunya Aryo. " eh, Ardi! Aryo mana? " tanyaku. " dia tadi pulang duluan pas jam istirahat." jawab Ardi. " oh, ya udah deh. makasih ya." kataku sambil pergi. tiba-tiba Ardi memanggil. " key, gimana kalo kamu pulang bareng aku aja? kita satu arah 'kan? aku bawa mobil kok." ajaknya. awalnya aku diam, tapi akhirnya...." boleh deh." jawabku. lumayanlah ngirit ongkos...
di mobil Ardi, kami berbincang mengenai banyak hal. ternyata Ardi itu orangnya baik dan pengetahuannya luas. tapi tiba-tiba dia mebicarakannya mengenai Aryo. " udah berapa lama kalian deket?" tanya dia. " emm..sejak 2 minggu yang lalu. sebetulnya sih kita pernah satu sekolah waktu SMP tapi kita beda kelas dan nggak pernah kenal sama sekali. baru kenal juga sekarang. " jawabku. dia hanya diam. aku pun tidak membahas apapun lagi hingga dia mengantarku sampai rumah.
esoknya, ketika aku ada di perpustakaan, tiba-tiba Aryo menghampiriku. " hei!" sapanya. aku mangap tidak berdaya alias bengong. " heh? kamu kenapa? kok ngeliat aku kaya ngeliat hantu? " tanya dia. " oh, nggak apa-apa. aku cuma kaget aja. kamu kemaren kenapa pulang duluan?" tanya aku. " oh, kemaren itu kakak aku coba bunuh diri di rumah sakit. aku ama Ayah disuruh ke sana sama dokternya. " kata Aryo dengan nada merendah. " hah? wah, parah! kakak kamu nggak apa-apa kan? " tanyaku lagi. " nggak apa-apa sih. tapi sakitnya malah tambah parah. mungkin dia keingetan ama ibu dan piano. " ujar Aryo sedih. aku hanya menepuk-nepuk bahunya.
kami mulai jenuh berada di perpustakaan. kami putuskan untuk ke taman sekolah. ketika kami berjalan di koridor sekolah, tiba-tiba kami melihat kerumunan siswa di depan mading sekolah. seseorang dari kerumunan melihat wajah Aryo lalu berteriak. " hei, itu dia orangnya! awas, entar ketularan gila! lariiiiii...hahahaha " semua orang di kerumunan itu tertawa. " Aryopun penasaran. ia ingin melihat apa yang dilihat oleh orang-orang itu. ternyata di sana ada tulisan yang berhubungan dengan kakak Aryo. dan kata-kata itu benar-benar menyakiti hati Aryo. Aryo mencabut kertas itu dari papan mading. lalu meremasnya. semua orang di situ langsung pergi seperti ketakutan. hal itu membuat Aryo semakin gusar. lalu dia menghampiriku dan berkata.
" kamu....ini pasti ulah kamu. yang tahu keadaan kakak aku itu cuma aku dan kamu. aku percaya sama kamu tapi kenapa kamu bocorin ke semua orang??? makasih untuk ini!" kataya dengan mata berkaca-kaca sambil melempar remasan kertas itu padaku lalu pergi. aku kaget dan diam seribu bahasa. aku masih tak sadar dengan apa yang terjadi. lalu aku buka kertas remasan itu. di sana tertulis: " teman-teman, ternyata Aryo punya rahasia besar. kakaknya ternyata sakit jiwa dan nggak keurus. keluarga Aryo itu aneh, jangan deket-deket sama Aryo! nanti jadi gila kayak kakaknya..."
bukan, bukan aku yang melakukannya...ada orang lain yang tahu soal ini. siapa dia???
to be continued.....
esoknya, ketika istirahat sekolah tiba, kutatap langit yang begitu mendung. aku punya firasat buruk. tapi aku tak terlalu peduli. " ini cuma perasaanku saja" gumamku. saat yang bersamaan, aku melihat Aryo berjalan dengan tergesa-gesa di koridor menuju ruang kepala sekolah. dahiku mengkerut, kenapa dia? tapi aku berusaha untuk tidak peduli. aku pikir itu bukan urusanku. lalu aku kembali ke kelas.
saat pulang sekolah, seperti biasa aku menunggu Aryo di depan pintu aula sekolah. aku menunggunya cukup lama. aku mulai merasa ini terlalu lama dan tidak wajar. aku putuskan untuk menyusul Aryo di kelasnya. di sana aku bertemu Ardi yang aku tahu dia adalah teman sebangkunya Aryo. " eh, Ardi! Aryo mana? " tanyaku. " dia tadi pulang duluan pas jam istirahat." jawab Ardi. " oh, ya udah deh. makasih ya." kataku sambil pergi. tiba-tiba Ardi memanggil. " key, gimana kalo kamu pulang bareng aku aja? kita satu arah 'kan? aku bawa mobil kok." ajaknya. awalnya aku diam, tapi akhirnya...." boleh deh." jawabku. lumayanlah ngirit ongkos...
di mobil Ardi, kami berbincang mengenai banyak hal. ternyata Ardi itu orangnya baik dan pengetahuannya luas. tapi tiba-tiba dia mebicarakannya mengenai Aryo. " udah berapa lama kalian deket?" tanya dia. " emm..sejak 2 minggu yang lalu. sebetulnya sih kita pernah satu sekolah waktu SMP tapi kita beda kelas dan nggak pernah kenal sama sekali. baru kenal juga sekarang. " jawabku. dia hanya diam. aku pun tidak membahas apapun lagi hingga dia mengantarku sampai rumah.
esoknya, ketika aku ada di perpustakaan, tiba-tiba Aryo menghampiriku. " hei!" sapanya. aku mangap tidak berdaya alias bengong. " heh? kamu kenapa? kok ngeliat aku kaya ngeliat hantu? " tanya dia. " oh, nggak apa-apa. aku cuma kaget aja. kamu kemaren kenapa pulang duluan?" tanya aku. " oh, kemaren itu kakak aku coba bunuh diri di rumah sakit. aku ama Ayah disuruh ke sana sama dokternya. " kata Aryo dengan nada merendah. " hah? wah, parah! kakak kamu nggak apa-apa kan? " tanyaku lagi. " nggak apa-apa sih. tapi sakitnya malah tambah parah. mungkin dia keingetan ama ibu dan piano. " ujar Aryo sedih. aku hanya menepuk-nepuk bahunya.
kami mulai jenuh berada di perpustakaan. kami putuskan untuk ke taman sekolah. ketika kami berjalan di koridor sekolah, tiba-tiba kami melihat kerumunan siswa di depan mading sekolah. seseorang dari kerumunan melihat wajah Aryo lalu berteriak. " hei, itu dia orangnya! awas, entar ketularan gila! lariiiiii...hahahaha " semua orang di kerumunan itu tertawa. " Aryopun penasaran. ia ingin melihat apa yang dilihat oleh orang-orang itu. ternyata di sana ada tulisan yang berhubungan dengan kakak Aryo. dan kata-kata itu benar-benar menyakiti hati Aryo. Aryo mencabut kertas itu dari papan mading. lalu meremasnya. semua orang di situ langsung pergi seperti ketakutan. hal itu membuat Aryo semakin gusar. lalu dia menghampiriku dan berkata.
" kamu....ini pasti ulah kamu. yang tahu keadaan kakak aku itu cuma aku dan kamu. aku percaya sama kamu tapi kenapa kamu bocorin ke semua orang??? makasih untuk ini!" kataya dengan mata berkaca-kaca sambil melempar remasan kertas itu padaku lalu pergi. aku kaget dan diam seribu bahasa. aku masih tak sadar dengan apa yang terjadi. lalu aku buka kertas remasan itu. di sana tertulis: " teman-teman, ternyata Aryo punya rahasia besar. kakaknya ternyata sakit jiwa dan nggak keurus. keluarga Aryo itu aneh, jangan deket-deket sama Aryo! nanti jadi gila kayak kakaknya..."
bukan, bukan aku yang melakukannya...ada orang lain yang tahu soal ini. siapa dia???
to be continued.....
Comments
Post a Comment
ayo dikomen...