Dia dan Pianonya (bagian 3)

tiba-tiba dia berkata..."tunggu!". akupun menghentikan langkahku. " kenapa kamu pergi?" katanya sambil tetap duduk di kursi piano. " aku tidak mengerti. aku pikir kamu terganggu. dasar manusia serba salah" kataku. " kali ini aku tidak bisa bernyanyi sendiri. tolong temani aku sebentar. " katanya dengan nada memohon. " aku juga tidak bisa bernyanyi, apalagi bernyanyi bersamamu." kataku sambil pergi. sebenarnya aku agak sedikit memancingnya. aku berharap dia mengejarku, tapi ternyata tidak.

esoknya, aku dengar aryo tidak masuk sekolah. awalnya aku tidak mau tahu, tapi rasa penasaranku membawa aku ingin bertanya. tapi bertanya pada siapa?? Aryo tidak punya teman dekat. lagipula aku mals bertanya pada teman-teman satu kelasnya. akhirnya aku memutuskan untuk bertanya pada petugas piket. hari itu yang menjadi penjaga piket adalah ibu Yosi. " Bu, maaf, saya ingin bertanya mengenai aryo, katanya hari ini dia tidak masuk sekolah. kenapa ya bu?" tanyaku. " oh, menurut kabar, dia sakit demam. kata penjaga sekolah, kemarin dia bermain piano di aula hingga larut malam. benar0benar anak yang aneh, suka menyiksa diri. apa kamu teman dekatnya?" tanya Ibu Yosi. " e..ya, saya temannya. akhir-akhir ini dia memang suka bermain piano di aula. tapi saya tidak menyangka kalau dia akan bermain hingga larut malam. " kataku. aku pun segera mengakhiri pembicaraan dengan Bu Yosi. " bermain piano hingga larut malam? di aula? dasar gila!" kataku dalam hati.

esoknya, Aryo sudah kembali sekolah. wajahnya sendu..

to be continued....

Comments

Popular Posts